Senin, 06 November 2017

Analisis Jurnal : “SIFAT KOROSIF SURFAKTAN MES (METIL ESTER SULFONAT) DARI MINYAK SAWIT DALAM PEMILIHAN BAHAN SURFACE FACILITIES UNTUK APLIKASI EOR (ENHANCED OIL RECOVERY)”

Penulis jurnal : Tajuddin Bantacut dan Wahyudin Darmanto

Penganalisa : Lolitasari – 33415857- 3ID06

Limk Jurnal : http://journal.ipb.ac.id/index.php/jurnaltin/article/view/8591

• Formulasi masalah
Berdasarkan jurnal Sifat korosif surfaktan MES (Metil Ester Sulfonat) dari minyak sawit dalam pemilihan bahan Surface Facilities untuk aplikasi EOR (Enhanced Oil Recovery) didapat formulasi masalah yaitu Enhanced oil recovery (EOR) merupakan metode pengambilan sisa minyak bumi yang terperangkap pada pori-pori batuan yang tidak dapat diambil dengan teknologi konvensional. Salah satu metode EOR yang digunakan adalah injeksi bahan kimia menggunakan surfaktan, surfaktan yang biasa digunakan adalah petroleum Sulfonat yang merupakan turunan dari minyak bumi. Namun srfaktan ini memiliki kekurangan yaitu ketahanan yang buruk terhadap kondisi sadah dan sifat deterjensinya menurun dengan sangat tajam pada tingkat salinitas yang tinggi. Kelemahan surfaktan ini memicu pencarian alternative surfaktan yang lain, salah satunya surfaktan MES (metil ester sulfonat), MES didapat dari sintesa beberapa minyak seperti kelapa, minyak sawit, lemak sapi dan minyak kedelai. MES memiliki kelebihan yaitu sifat disperse dan deterjensi yang baik walaupun berada pada air dengan tingkat kesadahan yang tinggi dan tidak ada fosfat, daya deterjensi sama dengan petroleum sulfonat pada konsentrasi MES yang lebih rendah serta dapat mempertahankan aktivitas enzim yang lebih baik dan tolenransi yang lebih baik terhadap keberadaan kalsium dan kandungan garam. Penggunaan surfaktan MES membutuhkan pengujian tingkat korosi sebelum digunakan sehingga diketahui sejauh mana pencegahan kegagalan produksi akibat korosi pada surface facilities dapat dilakukan ataupun dihindari. Oleh karena itu pengujian korosi surfaktan berbasis MES dari minyak sawit terhadap berbagai bahan logam sangat dibutuhkan untuk memilih bahan logam yang tahan korosi dan memiliki nilai ekonomis yang baik.

 • Hipotesis penelitian
Hipotesis penelitian merupakan ringkasan yang menggambarkan hal spesifik yang harus dilakukan dengan baik apabila suatu penelitian ingin berhasil dalam menerapkan strateginya. Hipotesis penilitian pada jurnal kali ini adalah dikarenakan jurnal ini membahas tentang Sifat korosif surfaktan MES (Metil Ester Sulfonat) dari minyak sawit dalam pemilihan bahan Surface Facilities untuk aplikasi EOR (Enhanced Oil Recovery) maka surfaktan MES akan dapat menghambat korosi dari sebuah logam, contohnya dalam penelitian kali ini meneliti pada industri minyak dan gas yang mana korosi didalamnya terjadi karena factor alam yang mendominasi terjadinya korosi, namun demikian factor alam tersebut masih dapat disikapi ataupun dikendalikan dengan menggunakan surfaktan MES.

• Rancangan penelitian
Rancangan penelitian meliputi proses perencanaan dan pelaksanaan penelitian. Pada dasarnya rancangan penelitian merupakan “blueprint” yang menjelaskan setiap prosedur penelitian mulai dari tujuan penelitian sampai dengan analisis data. Pada jurnal ini memiliki rancangan penelitian sebagai berikut:
1. Pendahuluan
2. Bahan dan Metode
- Bahan dan Alat
- Metode analisis sifat Fisiokimia Surfaktan MES
- Metode analisis Kimia Air Injeksi Lapangan T
- Penguujian laju korosi berbagai bahan logam
- Pengujian laju korosi pada proses Dilution
- Pemilihan bahan logam paling ekonomis untuk surface facilities
3. Hasil dan pembahasan
- Sifat Fisiokimia Surfaktan MES
- Analisis Air Injeksi dari lapangan minyak T
- Laju korosi
- Pemilihan material surface facilities
4. Kesimpulan dan saran

• Metode Penelitian
Metode Penelitian merupakan teknik atau cara yang dilakukan untuk mengumpulkan data. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian yang terdapat pada jurnal kali ini adalah yang pertama yaitu untuk menganalisis sifat Fisikokimia Surfaktan MES, analisis yang dilakukan adalah pengukuran pH, viskositas dengan Rheometer Brookfield DV-III ultra, densitas dengan densitometer, bahan aktif , bilangan asam dan bilangan iod. Kemudian, analisis air injeksi dan formasi dilakukan dengan pengukuran pH, sulfat , karbonat dan bikarbonat, barium, besi (Fe), TDS (Gravimetri, B). Total Suspended Solid/TSS , Natrium (spektrofotometri), Magnesium (Mg) dan kalsium (Ca), dan salinitas (conductometer). Lalu melakukan Pengujian laju korosi ini dilakukan untuk mengetahui kecepatan korosi berbagai jenis logam dalam air injeksi, NaCl, Na2CO3 dan larutan formulasi surfaktan. Pengujian yang dilakukan terhadap laju korosi akibat penggunaan surfaktan berbasis MES adalah preparasi logam dan pengujian laju korosi. Dan yang terakhir adalah pemilihan bahan logam paling ekonomis untuk Surface Facilities Analisis ini dilakukan untuk menentukan jenis logam yang ekonomis untuk surface facilities injeksi surfaktan berbasis MES.

 • Populasi dan sampel
Populasi merupakan keseluruhan subyek penelitian, sedangkan sampel adalah sebagian subyek dalam populasi yang diteliti. Pada penelitain kali ini yang meneliti Sifat korosif surfaktan MES (Metil Ester Sulfonat) dari minyak sawit dalam pemilihan bahan Surface Facilities untuk aplikasi EOR (Enhanced Oil Recovery) didapat formulasi masalah yaitu Enhanced oil recovery (EOR) populasinya berupa pengetahuan penggunaan dari EOR yangmana aplikasi EOR yang pada awalnya banyak digunakan untuk mencegah korosi ini masih banyak memiliki kekurangan maka dilakukan penelitian untuk mengembangkan surfaktan MES yang diyakini lebih memiliki banyak kelebihan, populasi pada penelitian ini dilakukan pada lapangan T di Kalimantan yang merupakan bagian daerah operasi milik PT. P (Persero).

 • Metode pengolahan data
Pengolahan data merupakan suatu proses untuk memperoleh data ringkasan berdasarkan kelompok data mentah pada sistem yang sudah ada. Pengolahan data yang pertama yaitu meganalisis sifat fisiokimia surfaktan MES yang akan didapatkan hasil

 Kemudian, menganalisa air injeksi dilapangan T untuk mengetahui kandungan kation dan anion yang terdapat di dalamnya. Maka didapatkan table analisi sebagi berikut.

 Pengukuran laju korosi berbagai jenis logam (stainless steel 201, stainless steel 304, stainless steel 316, carbon steel dan logam galvanist) dalam larutan formulasi MES dilakukan menggunakan metode kehilangan berat yang mengacu pada reaksi korosi besi. Maka akan didapat grafik perbandingan dari laju korosi dari beberapa logam pada suhu 40C.

Pemilihan bahan surface facilities didasarkan pada empat parameter, yaitu sifat mekanik, kemudahan logam dalam pengerjaan welding, ketahanan terhadap pengaruh lingkungan atau korosi dan investasi bahan. Pemilihan material untuk aplikasi dengan potensi korosi tinggi (lepas pantai dan EOR) mutlak harus dilakukan untuk meghindari kerugian atau kegagalan produksi.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar